Mengenal Perbedaan Mobile Apps Berbasis B2B & B2C
21 Apr 2022 by Billy Gani
Mengenal target audiens dari bisnis Anda dapat menjadi satu-satunya hal terpenting yang dapat Anda lakukan sebelum apa pun yang bisnis Anda keluarkan beredar pada pasar – bisnis, masakan, hingga aplikasi seluler.
Terutama dalam ranah mobile apps, yang seringkali merupakan sebuah bidang bisnis, dan terkadang, menjadi hal yang bahkan lebih penting. Saat Anda memutuskan untuk mengembangkan sebuah aplikasi, untuk siapa Anda mengembangkan hal ini adalah penentu utama dari segala sesuatu yang Anda sertakan ke dalam aplikasi. Mulai dari desain UI/UX hingga fitur, terminologi, bahkan nama aplikasi – semuanya harus dirancang sesuai dengan target pengguna dari bisnis Anda.
Dan dari berbagai jenis pengguna yang mungkin Anda targetkan, klasifikasi terluas yang perlu Anda buat adalah perbedaan antara aplikasi dengan basis B2B dan B2C.
Pengertian Aplikasi Berbasis B2C
Aplikasi yang memiliki fokus dari bisnis pada konsumen atau B2C adalah jenis aplikasi yang paling umum yang Anda temukan pada toko online seperti Play & App Store. Aplikasi dengan fokus ini ditujukan untuk penggunaan individu oleh pelanggan pada titik akhirnya.
Biasanya aplikasi dengan jenis ini digunakan sebagai tujuan hiburan atau utilitas yang dapat melakukan berbagai fungsi bagi pengguna, mulai dari membeli produk atau layanan hingga membayar pajak dan berbagai jenis layanan lainnya.
Uber, Grab, Gojek, Airbnb, dan masih banyak lagi – ada hampir 9 juta aplikasi di dunia yang menjadi salah satu contoh dari jenis aplikasi B2C.
Pengertian Aplikasi Berbasis B2B
Aplikasi dengan fokus bisnis ke bisnis atau B2B ditujukan memang untuk bisnis lain. Jadi, Anda menjual produk atau layanan yang akan digunakan oleh perusahaan atau staf dari kantor lain untuk menjalankan bisnis mereka atau melakukan tugas terkait pekerjaan mereka dengan lebih baik.
Aplikasi manajemen inventaris, aplikasi tempat penjualan, aplikasi perusahaan, aplikasi penjualan, dan berbagai aplikasi lainnya dapat termasuk dalam kategori ini.
e-field, Asana, Hootsuite, Salesforce, Mailchimp, dan beberapa aplikasi lain yang biasanya hanya Anda dengar dalam lingkungan bisnis termasuk dalam kategori aplikasi B2B ini.
Apa Saja Perbedaan Di Antara Mobile Apps B2C & B2B?
Seperti yang kami bahas di atas, ada perbedaan dalam hal desain, eksekusi, fitur, dan masih banyak lagi antara mobile apps dengan jenis B2B dan B2C.
Psikologi konsumen di balik aplikasi ini adalah yang mendorong perbedaan. Aplikasi B2C melayani serangkaian kebutuhan dan harapan yang berbeda dari aplikasi B2B. Mari kita lihat beberapa perbedaan utama yang terdapat diantaranya :
Aplikasi B2C Dirancang Dengan Lebih Sederhana
Mobile apps atau aplikasi B2C harus dirancang untuk digunakan oleh pengguna yang paling sederhana. Mobile apps tersebut harus dapat digunakan oleh setiap pengguna Anda apapun jenis pekerjaan, edukasi dan hal lainnya. Tampilan antarmuka dalam layar perangkat pengguna harus jelas dan mudah digunakan oleh siapa saja.
Ketika berbicara tentang mobile apps berbasis B2C, pilihan pengguna senantiasa banyak bahkan hingga terlalu banyak. Ada lebih dari 2 juta aplikasi padaApp & Play Store dan ditujukan untuk setiap tujuan yang bervariasi.
Aplikasi apa pun yang memberikan sedikit saja kerumitan pada pengguna berisiko ditinggalkan untuk aplikasi lain yang lebih sederhana.
Aplikasi B2B di sisi lain ditargetkan pada kelompok individu tertentu yang bekerja dalam sebuah bisnis atau perusahaan. Orang-orang ini merupakan pengguna yang lebih profesional dilihat dari pengalaman yang mungkin sangat ahli dalam hal yang dimaksudkan untuk dilakukan oleh aplikasi bisnis yang Anda tawarkan. Dan karena itulah, aplikasi B2B dapat menangani tingkat kerumitan tertentu.
Pengguna dalam aplikasi dengan jenis B2B dapat menggunakan terminologi dan jargon terkait bisnis, sementara aplikasi B2B harus benar-benar menahan diri dari semua jargon. Aplikasi B2B dapat memiliki kurva belajar, karena ketika digunakan untuk ’bekerja’, Anda dapat mengharapkan pengguna B2B untuk mengambil kesulitan dalam pembelajaran mereka.
Aplikasi B2B Memiliki Biaya Pemasaran Per Prospek Yang Lebih Tinggi
Cara aplikasi B2B dan B2C memperoleh pengguna sangat berbeda satu sama lain. Aplikasi B2C ditemukan hampir secara eksklusif melalui toko aplikasi, dan terkadang melalui iklan online. Dari mulut ke mulut, dari keluarga dan teman-teman pengguna , meskipun sangat kecil.
Jadi, peningkatan penemuan aplikasi B2C Anda bergantung pada pengoptimalan toko aplikasi, ulasan pengguna, peringkat bintang, dan iklan pada media sosial. Iklan Youtube dan bahkan iklan TV digunakan untuk menyebarkan berita dan menarik orang untuk mengunduh mobile apps dari bisnis Anda.
Inti dari pemasaran B2C terletak pada perolehan sejumlah besar pengguna individu, semakin banyak pengguna, makan semakin baik target penjualan.
Di sisi lain, mobile apps berbasis B2B mengikuti jalur pemasaran yang lebih internal. Anda perlu menyebarkan berita melalui pameran dagang, jurnal profesional, dan koneksi bisnis yang Anda miliki. Pemasaran dari mulut ke mulut memainkan peran besar dalam membuat aplikasi dengan jenis B2B milik Anda untuk diperhatikan. Anda perlu mengesankan para pengambil keputusan dari sebuah bisnis yang pasti akan cukup berhati-hati sebelum menggunakan aplikasi Anda.
Oleh karena itu, dalam hal memperoleh pengguna untuk aplikasi B2B, Anda memerlukan siklus penjualan yang kuat. Pengguna B2B tidak hanya mengunduh dan memasang iklan aplikasi lalu mencobanya. Mereka memeriksa aplikasi terlebih dahulu dan harus benar-benar yakin akan kemampuannya sebelum menggunakannya.
Akibatnya, biaya pemasaran per prospek jauh lebih tinggi pada aplikasi B2B jika dibandingkan dengan B2C. Pada saat yang sama, setelah Anda meyakinkan pengguna dari aplikasi B2B, Anda akan memenangkan akun yang lebih besar jika dibandingkan dengan pengguna individu, sehingga keuntungan Anda berskala investasi yang lebih proporsional.
Emosi Memainkan Peran Penting Dalam Mobile Apps Berbasis B2C
Sudah terbukti bahwa aplikasi dengan jenis B2C diunduh untuk penggunaan pribadi. Paling sering, penggunaan ini berkisar pada kebutuhan akan hiburan, berbelanja, terkoneksi satu sama lain, kesehatan, dan masih banyak lagi. Berapa lama dan seberapa sering aplikasi ini digunakan dapat bergantung pada banyak faktor emosional seperti suasana hati, waktu, ulasan teman, reputasi merek, trend, dan sebagainya.
Bahkan keputusan untuk mengunduh aplikasi atau menghapusnya kapan saja dapat dipicu oleh alasan emosional dan pribadi yang terkadang di luar kendali Anda. Karena itulah, aplikasi B2B Anda harus dapat bersaing tidak hanya dengan aplikasi lain tetapi juga faktor non-empiris seperti yang disebutkan di atas.
Bahkan ketika merancang aplikasi dengan fokus B2C, memahami emosi konsumen memainkan peran besar. Desainer UI sering melakukan riset pengguna yang ekstensif dan pembuatan profil psikologis untuk memahami pola, warna, dan desain yang akan terhubung secara emosional dengan penggunanya.
Baik untuk menghidupkan kembali jenis suasana hati tertentu, atau untuk menciptakan rasa urgensi, emosi pengguna sangat memandu proses perancangan dari aplikasi dengan fokus B2C. Desainer menggunakan warna dan tata letak yang menghadirkan rasa tenang, atau animasi mikro yang memicu kegembiraan dari anak pengguna, misalnya.
Mereka menggunakan warna yang kuat yang berani serta tombol berkedip untuk menambahkan rasa urgensi tertentu pada beberapa bagian aplikasi seperti tombol ’Beli Sekarang’. Semua prinsip desain ini berakar pada emosi pengguna.
Aplikasi B2B sebagian besar bergerak tanpa emosi dan berfokus untuk menyelesaikan pekerjaan secara profesional.
Namun, tidak berarti bahwa aplikasi B2B tidak berwarna, dan dirancang dengan desain yang kurang baik. Aplikasi B2B juga harus memiliki tampilan antarmuka yang rapi, navigasi yang jelas, dan estetika yang berkualitas.
Hal yang memandu desain aplikasi dengan fokus B2B adalah tingkat profesionalitas. Aplikasi harus dapat beresonansi dengan audiens target bisnis dalam hal kecanggihan, kehalusan, dan minimalis.
Cara Monetisasi B2B & B2C Senantiasa Berbeda
Mobile apps dengan fokus B2C sangat bergantung pada pendapatan iklan, pembelian dalam aplikasi, dan sebagian kecil pada biaya unduhan. Model berlangganan semakin populer tetapi sampai sejauh ini, hanya bekerja untuk aplikasi dengan penawaran besar seperti Netflix, Amazon Prime dan Spotify yang sudah mapan dalam industrinya.
Aplikasi B2C tidak mendapatkan biaya apa pun dengan pendapatan iklan atau pembelian dalam aplikasi. Mereka membebankan harga yang sangat besar di muka, baik satu kali atau tahunan.
Aplikasi B2C Lebih Memerlukan Pembaruan Secara Berkala
Aplikasi B2C perlu diperbarui secara berkala, jauh lebih sering daripada aplikasi B2B. Hal ini dikarenakan aplikasi B2C harus tetap relevan dan modern untuk memastikan pengguna tetap tertarik pada aplikasi dan merasa tidak bosan. Jadi, Anda perlu menambahkan fitur baru secara berkala, mengubah desain, memperbaiki bug, menerapkan umpan balik pengguna, dan sejumlah aktivitas terkait hanya untuk membuat pengguna tetap terlibat dan menjaga kesegaran aplikasi.
Aplikasi B2B juga membutuhkan pembaruan, tetapi lebih jarang. Bisnis lebih tertarik pada keseragaman dan ingin aplikasi mereka mempertahankan rasa permanen. Hal ini berarti bahwa desain Anda harus menjadi yang terbaik ketika mulai dirancang karena Anda tidak mendapatkan banyak peluang untuk melakukan perbaikan.
Berikut adalah beberapa informasi tentang bagaimana Anda dapat membedakan jenis mobile app B2B dan B2C sertamengembangkan mobile apps yang sesuai dengan bisnis Anda.
Untuk Anda yang saat ini membutuhkan layanan Mobile App Development di Jakarta baik dalam industri Anda seperti jasa Konsultasi Produk, Project Management, UI / UX Design, Development, Testing, Deployment (ke server App Store / PlayStore atas nama perusahaan klien), Source-Code, serta FREE Maintenance selama 3 bulan, EANNOVATE dapat menjadi solusi Anda.
Untuk melengkapi hal diatas, kami juga memberikan layanan SEO Digital Marketing di Jakarta lengkap dengan copywriter untuk mendukung aktivitas online dari bisnis Anda. Anda sedang mencari portal berita yang menyajikan informasi teknologi kreatif yang dilengkapi dengan berita startup, info gadget terupdate, dan berita di dunia IT terbaru serta terkini? Alterspace solusinya.